Sebagaimana kita ketahui, bahwa
kegiatan Pendakian Gunung terkadang tidak semulus seperti yang kita inginkan,
mengingat kegiatan ini berada pada alam liar dan terbuka sehingga seluruh
pendaki harus siap menghadapi segala situasi yang tiba-tiba mengancam keselamatan
para pendaki gunung sebab inilah hakikat tantangan atau rintangan yang
sebenarnya.
Untuk itu penulis mencoba
memaparkan berbagai jenis bahaya di pegunungan serta tindakan spontan sebagai usaha
penanggulangannya untuk keluar dari situasi yang gawat darurat tersebut dimana
tindakan penanggulangan ini harus dilakukan dengan cepat , tepat dan dalam lingkup satu komando agar team pendaki tetap solid , oleh karena itu
tidak dibenarkan adanya dualisme komando, sebab akan memperburuk keadaan.
Situasi yang membahayakan dan
bahkan mengancam keselatan jiwa para pendaki gunung terbagi kedalam dua
kelompok yaitu; situasi berbahaya yang kemunculannya tiba-tiba dan situasi
berbahaya yang keberadaan bahayanya kurang diketahui atau tidak disadari oleh seluruh
pendaki gunung. Oleh karena itu seluruh anggota pendaki gunung diharuskan
Mengenal Berbagai macam Bahaya Pendakian serta bagaimana dalam Usaha
Penanggulangannya yang penulis paparkan sebagai berikut :
Udara Dingin Kering
Udara dingin dan kering yang
datang tiba-tiba biasanya terjadi pada musim kering atau musim kemarau, anda
tidak boleh menganggap enteng situasi ini, sebab untuk seseorang bisa
mengganggu pernapasan terutama yang memiliki penyakit asma bawaan.
Tindakannya seluruh team pendaki
segera mengenakan jaket atau sweater dan head masker (topeng wool) atau biasa
disebut kupluk kemudian membuat api unggun kecil-kecil membentuk segi empat
jika anggota pendaki kurang dari 10 orang, duduk saling merapatkan punggung sehingga
seluruh pendaki menghadap pada api unggun tersebut, menggosok-gosokkan telapak
tangan juga menggosok telinga masing-masing
Udara Dingin dan Basah
Udara seperti ini biasa datang
tiba-tiba pada waktu sore atau malam hari, jika sulit untuk menyalakan api
unggun, maka seluruh anggota team pendaki selain memakai jaket atau sweater dan
kupluk, juga diharuskan memakai jas hujan, karena jas hujan mampu menahan
kalori yang dilepas tubuh, sehingga suhu tubuh akan tetap terjaga, tetap hangat
dan nyaman, atur pernapasan jangan terlalu terburu-buru.
Hujan Lebat
Jika para pendaki gunung terjebak
oleh hujan lebat yang datang tiba-tiba, maka tindakan yang harus segera
dilakukan adalah seluruh pendaki segera berhenti melangkah dan tetap ditempat
masing-masing kemudian mengenakan jas hujan dengan cepat, ketua segera memberi
komando untuk bergerak mencari tempat berlindung berupa;
dinding batu yang menjorok
kedalam mirip goa maksudnya terutama seluruh pendaki berlindung dari
kemungkinan terjadinya longsor tanah dan batu dari daerah puncak, sehingga para
pendaki akan aman dari terjangan longsoran tersebut walaupun berada tepat pada
jalur turunnya longsoran
puncak bukit di pegunungan
yang cukup jauh dari tepi jurang, sebab dalam setiap kejadian longsor di pegunungan
dimanapun hampeir tidak ada puncak bukit yang tersentuh oleh longsoran, karena
longsoran akan mengalir menuju celah gunung dan terus turun dengan cepat
mengikuti alur sungai gunung,
setelah seluruh anggota pendaki
mencapai puncak segera menancapkan empat batang tongkat ke tanah kemudian
mengeluarkan tenda dengan sandaran tongkat sehingga membentuk payung, seluruh
anggota pendaki duduk sebanyak dua baris tanpa jarak dan saling merapatkan
punggung, seluruh anggota pendaki diharuskan memegang ujung tenda untuk menahan
terpaan angin , dengan demikian seluruh anggota pendaki tidak akan terkena air
hujan secara langsung juga suhu udara dalam payung tenda akan naik disebabkan
oleh kalori yang lepas dari tubuh serta dari karbon dioksida yang dihasilkan
dari nafas para pendaki gunung, posisi seperti ini harus terus dipertahankan
sampai hujan agak reda, apabila hujan
tidak ada tanda-tanda berhenti, segera pasang tenda untuk bermalam.
Penipisan Kadar Oksigen di
Udara
Hal ini terjadi jika perubahan
suhu didaerah lembah gunung drastic menurun dibawah 15 derajat celcius maka
udara dingin dari atas puncak turun menuju permukaan tanah gunung, tanda-tanda
penipisan kadar oksigen di udara adalah ketika bernafas menghirup udara hidung
akan terasa seperti tertutsuk-tusuk kecil oleh ujung jarum, kepala terasa berat
dan pening,
Jika dihadapkan pada situasi
seperti ini, maka seluruh pendaki segera menurun dari ketinggian, karena
kondisi alam saat itu sangat berbahaya jika tidak segera turun, sebab jika
terjebak oleh penipisan kadar oksigen diudara yang berlangsung cukup lama dapat
mengakibatkan para pendaki pingsan, sebelum pingsan para pendaki akan kehilangan
kontrol seperti mabuk minuman keras, akibatnya para pendaki keadaannya sudah
diluar komando dan mereka akan jalan masing-masing dengan arah yang berbeda,
kejadian seperti inilah yang sering memakan korban para pendaki gunung.
Binatang Buas
Binatang buas yang sering
dijumpai terutama babi hutan dan macan tutul dan untuk hutan tertentu banyak
ular pyton.
Untuk mengatasi babi hutan sangat
sederhana dimana seluruh para pendaki berteriak bersamaan dengan keras,
dilakukan terus-menerus hingga dirasa gerombolan babi hutan sudah menjauh.
Untuk mengatasi macan yang
menghadang, para pendaki tidak boleh seorangpun berlari, seluruh pendaki
berkumpul membentuk formasi lingkaran dan memegang kokoh tongkat dengan kedua
tangan dengan menghadapkan bagian runcingnya kedepan, dan bersama-sama mengucap
“allohu akbar” dengan keras terus-menerus hingga macan benar-benar meninggalkan
para pendaki berada.
Jika tiba-tiba salah seorang
pendaki mendapat serangan ular pyton, maka seluruh pendaki segera menolongnya,
dua orang memegang leher ular , dua orang memegang bagian tengah ular dan dua
orang menarik bagian ekor dan melepas lilitan ular tersebut, apabila lilitan
sudah lepas, pegang ekor dan bagian badan dengan kuat, seorang atau dua orang
berusaha melepas taring atau gigitan ular dengan menggunakan alat bantu ujung
tongkat bambu, jika sudah teratasi kemudian ular dilepas dan lakukan pengobatan
pada korban, jika terjadi demam segera bawa turun untuk ditangani tenaga medis
di puskesmas terdekat.
Bersambung …. (AnS)
walaupun para pendaki2 sudah tau apa resikonya..tapi mereka tetap berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan...
BalasHapuswih seren ternyata ya sob.. apalagi yang binatang buas itu.
BalasHapus