Mengenal Berbagai Macam Bahaya Pendakian Dan Usaha Penanggulangannya (1)

Sebagaimana kita ketahui, bahwa kegiatan Pendakian Gunung terkadang tidak semulus seperti yang kita inginkan, mengingat kegiatan ini berada pada alam liar dan terbuka sehingga seluruh pendaki harus siap menghadapi segala situasi yang tiba-tiba mengancam keselamatan para pendaki gunung sebab inilah hakikat tantangan atau rintangan yang sebenarnya.

Untuk itu penulis mencoba memaparkan berbagai jenis bahaya di pegunungan serta tindakan spontan sebagai usaha penanggulangannya untuk keluar dari situasi yang gawat darurat tersebut dimana tindakan penanggulangan ini harus dilakukan dengan cepat , tepat dan  dalam lingkup satu komando agar team pendaki tetap solid , oleh karena itu tidak dibenarkan adanya dualisme komando, sebab akan memperburuk keadaan.

Situasi yang membahayakan dan bahkan mengancam keselatan jiwa para pendaki gunung terbagi kedalam dua kelompok yaitu; situasi berbahaya yang kemunculannya tiba-tiba dan situasi berbahaya yang keberadaan bahayanya kurang diketahui atau tidak disadari oleh seluruh pendaki gunung. Oleh karena itu seluruh anggota pendaki gunung diharuskan Mengenal Berbagai macam Bahaya Pendakian serta bagaimana dalam Usaha Penanggulangannya yang penulis paparkan sebagai berikut :


 Situasi Berbahaya Yang Kemunculannya Tiba-Tiba antara lain;

Udara Dingin Kering
Udara dingin dan kering yang datang tiba-tiba biasanya terjadi pada musim kering atau musim kemarau, anda tidak boleh menganggap enteng situasi ini, sebab untuk seseorang bisa mengganggu pernapasan terutama yang memiliki penyakit asma bawaan.
Tindakannya seluruh team pendaki segera mengenakan jaket atau sweater dan head masker (topeng wool) atau biasa disebut kupluk kemudian membuat api unggun kecil-kecil membentuk segi empat jika anggota pendaki kurang dari 10 orang, duduk saling merapatkan punggung sehingga seluruh pendaki menghadap pada api unggun tersebut, menggosok-gosokkan telapak tangan juga menggosok telinga masing-masing

Udara Dingin dan Basah
Udara seperti ini biasa datang tiba-tiba pada waktu sore atau malam hari, jika sulit untuk menyalakan api unggun, maka seluruh anggota team pendaki selain memakai jaket atau sweater dan kupluk, juga diharuskan memakai jas hujan, karena jas hujan mampu menahan kalori yang dilepas tubuh, sehingga suhu tubuh akan tetap terjaga, tetap hangat dan nyaman, atur pernapasan jangan terlalu terburu-buru.


Hujan Lebat
Jika para pendaki gunung terjebak oleh hujan lebat yang datang tiba-tiba, maka tindakan yang harus segera dilakukan adalah seluruh pendaki segera berhenti melangkah dan tetap ditempat masing-masing kemudian mengenakan jas hujan dengan cepat, ketua segera memberi komando untuk bergerak mencari tempat berlindung berupa;

dinding batu yang menjorok kedalam mirip goa maksudnya terutama seluruh pendaki berlindung dari kemungkinan terjadinya longsor tanah dan batu dari daerah puncak, sehingga para pendaki akan aman dari terjangan longsoran tersebut walaupun berada tepat pada jalur turunnya longsoran

puncak bukit di pegunungan yang cukup jauh dari tepi jurang, sebab dalam setiap kejadian longsor di pegunungan dimanapun hampeir tidak ada puncak bukit yang tersentuh oleh longsoran, karena longsoran akan mengalir menuju celah gunung dan terus turun dengan cepat mengikuti alur sungai gunung,

setelah seluruh anggota pendaki mencapai puncak segera menancapkan empat batang tongkat ke tanah kemudian mengeluarkan tenda dengan sandaran tongkat sehingga membentuk payung, seluruh anggota pendaki duduk sebanyak dua baris tanpa jarak dan saling merapatkan punggung, seluruh anggota pendaki diharuskan memegang ujung tenda untuk menahan terpaan angin , dengan demikian seluruh anggota pendaki tidak akan terkena air hujan secara langsung juga suhu udara dalam payung tenda akan naik disebabkan oleh kalori yang lepas dari tubuh serta dari karbon dioksida yang dihasilkan dari nafas para pendaki gunung, posisi seperti ini harus terus dipertahankan sampai hujan agak reda,  apabila hujan tidak ada tanda-tanda berhenti, segera pasang tenda untuk bermalam.


Penipisan Kadar Oksigen di Udara
Hal ini terjadi jika perubahan suhu didaerah lembah gunung drastic menurun dibawah 15 derajat celcius maka udara dingin dari atas puncak turun menuju permukaan tanah gunung, tanda-tanda penipisan kadar oksigen di udara adalah ketika bernafas menghirup udara hidung akan terasa seperti tertutsuk-tusuk kecil oleh ujung jarum, kepala terasa berat dan pening,

Jika dihadapkan pada situasi seperti ini, maka seluruh pendaki segera menurun dari ketinggian, karena kondisi alam saat itu sangat berbahaya jika tidak segera turun, sebab jika terjebak oleh penipisan kadar oksigen diudara yang berlangsung cukup lama dapat mengakibatkan para pendaki pingsan, sebelum pingsan para pendaki akan kehilangan kontrol seperti mabuk minuman keras, akibatnya para pendaki keadaannya sudah diluar komando dan mereka akan jalan masing-masing dengan arah yang berbeda, kejadian seperti inilah yang sering memakan korban para pendaki gunung.

Binatang Buas
Binatang buas yang sering dijumpai terutama babi hutan dan macan tutul dan untuk hutan tertentu banyak ular pyton.
Untuk mengatasi babi hutan sangat sederhana dimana seluruh para pendaki berteriak bersamaan dengan keras, dilakukan terus-menerus hingga dirasa gerombolan babi hutan sudah menjauh.
Untuk mengatasi macan yang menghadang, para pendaki tidak boleh seorangpun berlari, seluruh pendaki berkumpul membentuk formasi lingkaran dan memegang kokoh tongkat dengan kedua tangan dengan menghadapkan bagian runcingnya kedepan, dan bersama-sama mengucap “allohu akbar” dengan keras terus-menerus hingga macan benar-benar meninggalkan para pendaki berada.
Jika tiba-tiba salah seorang pendaki mendapat serangan ular pyton, maka seluruh pendaki segera menolongnya, dua orang memegang leher ular , dua orang memegang bagian tengah ular dan dua orang menarik bagian ekor dan melepas lilitan ular tersebut, apabila lilitan sudah lepas, pegang ekor dan bagian badan dengan kuat, seorang atau dua orang berusaha melepas taring atau gigitan ular dengan menggunakan alat bantu ujung tongkat bambu, jika sudah teratasi kemudian ular dilepas dan lakukan pengobatan pada korban, jika terjadi demam segera bawa turun untuk ditangani tenaga medis di puskesmas terdekat.
Bersambung …. (AnS)


Related Posts:

2 Responses to "Mengenal Berbagai Macam Bahaya Pendakian Dan Usaha Penanggulangannya (1)"

  1. walaupun para pendaki2 sudah tau apa resikonya..tapi mereka tetap berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan...

    BalasHapus
  2. wih seren ternyata ya sob.. apalagi yang binatang buas itu.

    BalasHapus