Perilaku dan Pembagian Tugas Pada Saat Pendakian Berlangsung (tips &trik)

Bandar Info. Setelah selesai menunaikan sholat shubuh bagi anggota yang beragama Islam, seluruh anggota pendaki disuguhi dinginnya udara pagi buta yang dihiasi suara kokok ayam jantan di daerah pegunungan, mengalun merdu laksana untaian syair alam pengantar tantangan jalur jelajah yang harus ditaklukkan para pendaki, selang beberapa saat sang fajarpun menghiasi langit hingga memerah yang disambut kicauan burung-burung di pepohonan seakan memberi isyarat bahwa kegiatan pendakian seribu gunung alam Indonesia akan segera dimulai, dan ketika pagi mulai terang sang gunung menampakkan sosoknya yang seakan angkuh menantang para penakluk alam seakan berkata “apakah kalian mampu taklukkanku?”
Para pendakipun menjawab dengan lantang “akulah manusia sebaik-baik ciptaan Alloh Azza waJalla yang ditakdirkan menjadi kholifah di muka bumi, dan aku berhak menikmati penaklukkan ini”.
Sahabat para pecinta alam , setelah anda menunaikan sholat shubuh bagi yang beragama Islam, segera memanaskan air  dan memasak untuk sarapan pagi dan untuk makan siang, bisa dengan membuat api unggun sambil mengusir dinginnya udara shubuh maupun dengan kompor gas jika bisa membawanya (tidak membebani), lakukan dengan cepat sebab seluruh anggota pendaki harus segera berkemas, merapikan kembali tenda dan barang lainnya ke dalam ransel masing-masing.


Memulai Pendakian

Pukul 6.30 waktu setempat, seluruh anggota pendaki diwajibkan warming up berupa senam atau pemanasan suhu tubuh dengan cara yang anda bisa, dimulai dari pelemasan leher hingga tumit kaki agar otot-otot dan urat pada tubuh tidak kaku, sebab jika tidak melakukan pemanasan ini dikhawatirkan akan terjadi shock maupun peregangan pada bagian tubuh tertentu, akibatnya akan terasa sakit dan ngilu ketika kita melangkahkan kaki, lakukan pemanasan tersebut paling tidak selama 10 menit.

Pukul 6.40 periksa kembali barang-barang bawaan dan lingkungan seputar tenda, seluruh anggota pendaki tidak boleh meninggalkan sampah, bara yang masih menyala atau barang lainnya yang akan membuat orang lain tidak nyaman maupun membahayakan bagi lingkungan dan penduduk terdekat setelah anda meninggalkan lokasi berkemah. Kembali penulis ingatkan, bahwa dalam melaksanakan kegiatan mendaki gunung, seluruh anggota tidak boleh membawa barang tentengan kecuali tongkat atau golok panjang untuk membabat ranting yang melintang di jalur pendakian.

Pukul 6.50 ketua regu mengumpulkan seluruh anggota, kemudian memberikan aba-aba untuk berdo’a sesuai keyakinan masing-masing, sedangkan untuk anda yang beragama Islam, pada tulisan sebelumnya telah diajarkan do’a-do’a tersebut.
Tepat pukul tujuh pagi saat sinar matahari mulai terasa hangat , dengan mengucap bismillahi tawakaltu alalloh … dan seterusnya, secara bersamaan mulailah melangkahkan kaki kanan pertanda pendakian seribu gunung alam Indonesia dimulai ….

Selang beberapa saat berjalan, diusahakan setiap anggota mendapatkan tongkat untuk memudahkan pendakian, bisa meminta kepada pemilik pohon bambu yang berada di area gunung, maupun pohon bambu liar yang mulai tumbuh pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, ciri bambo liar ini pendek dan rata-rata berdiameter satu genggaman tangan orang dewasa.

Aturan jalan kaki harus di perhatikan, dimana setiap anggota berjalan dua-dua pada jalan yang agak lebar, satu-satu untuk jalan setapak, jarak antar pendaki masing-masing sekitar 4 langkah, ketua regu paling depan, pembaca kompas dan peta ditengah, pembawa radio atau alat komunikasi lainnya dan pluit siap tiup paling belakang, setiap 5 menit sekali ketua regu diwajibkan melihat kebelakang untuk memeriksa keadaan anggota yang lain, jalin terus komunikasi antar pendaki untuk menanyakan ketahanan tubuh anggota lain, seluruh anggota harus se-ia se-kata selama pendakian, komunikasikan setiap ada kejadian sekecil apapun untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.


Pembagian Tugas Selama Pendakian

Tugas Ketua Regu 
adalah berjalan paling depan dengan golok dipinggang, tangan kanan memegang tongkat untuk membantu jalan di jalur miring, membabat atau menyingkirkan setiap ranting atau batang kayu yang melintas di jalur jelajah, dan meniup peluit dan mengacungkan tongkat sebagai tanda isyarat untuk menghentikan langkah kaki seluruh pendaki jika ada sesuatu yang membahayakan di depannya pada jalur lintasan pendakian.

Tugas untuk Orang kedua 
dia berada tepat dibelakang ketua, setiap 50 meter dijalur bebas pandang atau setiap 25 meter di jalur berkelok diharuskan mengikatkan tali plastik dipohon kecil atau pada ranting, diusahakan mudah terlihat oleh setiap orang yang melintas dijalur pendakian, tali plastik tersebut merupakan tanda jejak para pendaki dalam pendakian, panjang tali plastik rata-rata 40 cm.

Tugas orang ketiga 
tugasnya adalah mebaca peta dan kompas, dan terus mengkoreksi jalur lintasan yang dilalui oleh ketua untuk menghindari kesalahan jalur pendakian yang sudah direncanakan, jika terjadi kesalahan segra tiup peluit untuk menghentikan langkah kaki seluruh pendaki, musyawarahkan untuk kembali pada jalur jelajah yang direncanakan.

Tugas orang keempat 
yaitu mencatat seluruh kejadian sekecil apapun selama melakukan kegiatan pendakian, sebab catatan ini akan berguna sekali, pencatatan yang ditulis antara lain keadaan jalur dengan rintangannya, keadaan cuaca setiap 2 jam, keadaan anggota setiap 2 jam dan kejadian-kejadian lain yang duanggap perlu untuk dicatat.

Tugas orang kelima 
dia adalah pembawa alat komunikasi dan peluit siap tiup,  diharuskan menjalin komunikasi setiap satu jam dengan radio lain (breaker) pada frequensi FM, memperkenalkan diri dan memberitahukan lokasi dan situasi anda pada saat itu atau sms keluarga setiap satu jam, membunyikan peluit jika ada salah satu anggota memberi isyarat berhenti guna meminta waktu untuk minum, istirahat atau lainnya,

Ketika mendengar suara peluit ditiup, maka seluruh anggota berhenti ditempat masing-masing, tidak boleh berkumpul, karena dengan jarak seperti ini lebih aman bagi seluruh anggota pendaki dimana seluruh anggota pendaki bisa meneliti situasi lingkungan dengan jarak pandang masing-masing.

Diupayakan bahwa setiap anggota pendaki harus membawa peluit, hanya saja dalam penggunaanya bagi anggota lain hanya diperbolehkan pada saat darurat saja, ketika salah seorang anggota melihat sesuatu yang membahayakan, jika melihat ada salahsatu anggota yg terpeleset atau  terjatuh.

Sesampainya ke titik puncak pendakian ketua regu mengumpulkan anggota dan memberikan aba-aba pada anggota pendaki untuk berdo’a mengucapkan syukur, bahwa pendakian telah sukses mencapai puncak atau titik tujuan utama, artinya kegiatan telah diselesaikan baru 60% dari total kegiatan yang harus ditempuh. Istirahat sambil menikmati pemandangan dan menancapkan bendera regu pertanda bahwa regu kita pernah mencapai puncak tersebut.


Setelah merasa cukup berada di puncak segra regu anda turun, jangan berkemah di puncak sebab sangat berbahaya, dimana perubahan kandungan oksigen di puncak sangat ekstrim, jika kesorean dan kondisi memaksa untuk berkemah, maka carilah ketinggian paling tidak 800 meter (dpl) untuk ketinggian gunung dibawah 1200 meter dari permukaan laut atau berkemah pada ketinggian 1200 meter (dpl) untuk ketinggian gunung 2000 meter atau lebih dari permukaan laut.


Tulisan berikutnya adalah tindakan-tindakan pada berbagai situasi, atau keadaan yang berbahaya bagi para pelaku kegiatan pendakian seribu gunung alam Indonesia. (AnS)

Related Posts:

6 Responses to "Perilaku dan Pembagian Tugas Pada Saat Pendakian Berlangsung (tips &trik)"

  1. waaahh,, ternyata mas seorang pendaki gunung ya..saya sangat kagum.
    karena untuk mengadi seorang pendaki sangat dibutuhkan kesabaran,keikhlasan hati untuk melayani tanggung jawab besar..
    artikelnya memotivasi sekali..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya dik Wcky, ternyata olahraga mendaki itu penuh tantangan, jadi kita harus banyak belajar dulu sebelum terjun langsung di lapangan, jiwa seorang pendaki itu harus kuat bermental baja agar mampu menaklukan seluruh rintangan dan tantangan.

      Hapus
  2. Tetap berbagi yg seperti inih ya Mas Ridwan..!
    sy baca semua isinya.. dan memang sahabat2 yg lain seharusnya membaca apa yg Mas Ridwan tuliskan inih..!

    kalo sy sebenarnya sdh lama gantung kerel..

    pernah share cara menggunakan kompas Mas..?..

    BalasHapus
    Balasan
    1. oooh ternyata seorang Aldino Sya itu pecinta alam juga ya, salam alam liar yaaa, insya Alloh cara penggunaan kompas akan dibahas pada artikel berikutnya, jadi saya menulisnya harus berurutan agar mudah difahami oleh para pemula dan para peminat baru untuk jelajahi alam bebas dan terbuka

      Hapus
  3. para petualang nih, kalau aku takut kotor hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. mb Santika, padaahal di dapurpun kalau ada acara istimewa ikutan kotor lhoo, hehehe ,,, jika mencoba sekali dan sukses dalam pendakiannya, dijamin mb ketagihan laaaah .. :v

      Hapus